MDS COOPERATIVE

Koperasi Mendorong Kemandirian Ekonomi Digital

Bersama, kita membangun masyarakat ekonomi mandiri secara digital selangkah demi selangkah.
  • Koperasi Digital
    Kami menggunakan teknologi digital untuk memperkuat kemandirian ekonomi bagi anggota.
  • Mendukung Usaha
    Kami berkomitmen untuk mendukung usaha mikro anggota dengan memberikan pinjaman serta pelatihan.
  • Semua Pakai Satu Aplikasi
    Hanya dengan satu aplikasi bisa melakukan pembelian, pembayaran, hingga pemasaran produk anggota.

Sekilas Bisnis Kita

  • Agrobisnis
    Membantu berdayakan kehidupan petani khususnya petani singkong, dimana kami memiliki pabrik pengolahan tepung berbahan dasar singkong.
  • Transportasi
    Kami turut serta meningkatan layanan disektor transportasi umum melalui penyediaan bus yang merupakan bagian dari Trans Jakarta.
  • Keuangan
    Kami menyediakan layanan yang dapat diakses langsung melalui aplikasi oleh anggota yang membutuhkan fasilitas keuangan.
  • Market Place
    Membantu memasaran produk anggota kami dan membawa ke pasar yang lebih luas dengan memanfaatkan fasilitas e-commerce MDS Coop.

Jelajahi Rumah Kita

Kami berkomitmen untuk terus bertumbuh bersama mitra kami dari pengusaha kecil hingga perusahaan besar.
  • Komunitas
  • +
    Kabupaten / Kota di Indonesia
  • +
    Anggota Menerima Manfaat
  • +
    Anggota Aktif
 

Mitra Bisnis Kita

Kami berkomitmen untuk terus bertumbuh bersama mitra kami dari pengusaha kecil hingga perusahaan besar.

Cerita Rumah Kita

            Thank you banget atas support pinjamannya! Dengan modal ini, aku bisa kembangin bisnis dompet, dan bisa tambah koleksi varian dompet dengan warna baru
            Dede Halimatussadiah
            Bogor

            Berita Rumah Kita

            Ikuti kegiatan kami untuk mendorong kemandirian ekonomi.
            5 Kesalahan Umum yang Harus Dihindari Saat Berbelanja di Marketplace
            Marketplace telah menjadi tempat favorit banyak orang untuk berbelanja, terutama karena kemudahan, beragam pilihan, dan harga yang kompetitif. Namun, di balik semua kemudahan itu, masih banyak pembeli yang tanpa sadar melakukan kesalahan saat berbelanja, yang bisa berujung pada kerugian waktu, uang, atau bahkan keamanan data pribadi. Berikut adalah 5 kesalahan umum yang harus kamu hindari saat berbelanja di marketplace. ## 1. Tidak Membaca Deskripsi Produk Secara Detail Salah satu kesalahan paling umum adalah terburu-buru membeli tanpa membaca deskripsi produk secara menyeluruh. Banyak pembeli hanya melihat gambar dan harga, lalu langsung checkout. Padahal, deskripsi produk adalah sumber informasi penting seperti ukuran, bahan, garansi, dan ketentuan pengiriman. Contoh kasusnya, kamu bisa saja membeli baju dengan model bagus, tapi ternyata ukurannya terlalu kecil karena hanya melihat gambar tanpa membaca ukuran sebenarnya. Untuk itu, biasakan membaca deskripsi dengan teliti agar tidak kecewa saat barang sampai. ## 2. Mengabaikan Ulasan dan Rating Toko Marketplace biasanya menyediakan fitur ulasan dan rating dari pembeli sebelumnya. Sayangnya, masih banyak yang mengabaikan ini. Padahal, ulasan bisa memberikan gambaran nyata soal kualitas produk dan pelayanan toko. Selalu cek ulasan yang disertai foto asli dari pembeli. Semakin banyak ulasan positif dan rating tinggi, semakin aman untuk melakukan transaksi. Hindari toko yang punya banyak komplain atau rating rendah meskipun harganya menggoda. ## 3. Tergiur Harga Terlalu Murah Harga murah memang menggiurkan, tapi kamu harus hati-hati. Jika harga terlalu jauh di bawah harga pasar, kamu patut curiga. Bisa jadi produk palsu, barang reject, atau bahkan penipuan. Tipsnya, bandingkan harga dari beberapa toko terlebih dahulu. Jika ada yang terlalu murah, coba cek reputasi tokonya atau bahkan cari produk sejenis dari seller lain yang lebih terpercaya. Ingat, murah belum tentu menguntungkan. ## 4. Tidak Mengecek Ongkos Kirim dan Estimasi Waktu Pengiriman Banyak pembeli fokus pada harga produk tanpa memperhatikan ongkos kirim dan estimasi pengiriman. Akibatnya, biaya total jadi membengkak atau barang datang terlalu lama dari yang diharapkan. Sebelum checkout, pastikan kamu cek total biaya termasuk ongkir dan estimasi pengiriman. Beberapa marketplace juga menyediakan fitur filter toko terdekat untuk mempercepat pengiriman dan menghemat biaya ongkir. ## 5. Melakukan Transaksi di Luar Platform Ini adalah kesalahan fatal yang masih sering terjadi. Beberapa oknum penjual nakal akan menawarkan harga lebih murah jika kamu mau transfer langsung ke rekening mereka, bukan lewat sistem pembayaran marketplace. Ini sangat berbahaya! Jika kamu mentransfer langsung, kamu kehilangan perlindungan pembeli yang diberikan oleh marketplace. Jika ada masalah seperti barang tidak dikirim atau barang palsu, kamu tidak bisa klaim refund. Jadi, selalu gunakan metode pembayaran resmi dalam platform. ## Kesimpulan Berbelanja di marketplace memang praktis dan menyenangkan, tapi tetap butuh kehati-hatian. Dengan menghindari lima kesalahan di atas—tidak membaca deskripsi, mengabaikan ulasan, tergiur harga murah, lupa cek ongkir, dan transaksi di luar platform—kamu bisa belanja lebih aman, nyaman, dan memuaskan. Jadi, jadi pembeli cerdas itu wajib!
            25 Apr 2025
            Pentingnya Pendidikan Finansial untuk Karyawan dengan Usaha Sampingan
            Di era modern ini, banyak karyawan yang tidak hanya mengandalkan gaji utama, tetapi juga menjalankan usaha sampingan untuk menambah penghasilan. Dari berjualan online, menjadi reseller, membuka jasa freelance, hingga menjadi content creator, peluangnya terbuka lebar. Namun, meski penghasilan bertambah, banyak yang masih merasa keuangannya "begitu-begitu saja". Di sinilah pendidikan finansial memainkan peran penting. Pendidikan finansial bukan hanya untuk pebisnis besar atau investor. Karyawan dengan usaha sampingan juga sangat membutuhkan pemahaman dasar tentang cara mengelola uang. Tanpa bekal ini, penghasilan tambahan justru bisa berujung pada pengeluaran yang tidak terkendali, utang konsumtif, atau bahkan kegagalan dalam bisnis sampingan itu sendiri. ## 1. Memisahkan Keuangan Pribadi dan Bisnis Kesalahan umum karyawan yang punya usaha sampingan adalah mencampur uang pribadi dan uang usaha. Tanpa pemisahan yang jelas, kita sulit mengetahui apakah usaha kita benar-benar untung atau justru merugi. Pendidikan finansial membantu kita membuat pencatatan sederhana, seperti laporan arus kas (cash flow), laba rugi, dan membuat rekening terpisah untuk usaha. ## 2. Menyusun Anggaran dan Tujuan Keuangan Dengan pendidikan finansial, seorang karyawan dapat menyusun anggaran bulanan yang realistis, mengalokasikan dana untuk kebutuhan rutin, dana darurat, investasi, dan modal usaha. Tujuan keuangan menjadi lebih terarah—misalnya, hasil dari usaha sampingan ditujukan untuk membeli rumah, dana pendidikan anak, atau pensiun dini. ## 3. Mengelola Risiko Keuangan Usaha sampingan tidak selalu berjalan mulus. Risiko rugi, penurunan omzet, atau perubahan tren pasar bisa terjadi kapan saja. Pendidikan finansial mengajarkan pentingnya membangun dana darurat, memiliki asuransi, serta memahami manajemen risiko agar tidak mengganggu stabilitas keuangan pribadi saat usaha mengalami kendala. ## 4. Menghindari Gaya Hidup Konsumtif Ketika penghasilan bertambah, seringkali muncul keinginan untuk “naik kelas” dalam hal gaya hidup—beli barang branded, liburan mewah, atau nongkrong setiap akhir pekan. Padahal, jika tidak dikendalikan, penghasilan tambahan dari usaha hanya habis untuk konsumsi. Dengan pemahaman finansial yang baik, karyawan bisa lebih bijak mengelola gaya hidup, tidak terjebak dalam “middle income trap”. ## 5. Meningkatkan Literasi Investasi Pendidikan finansial juga membuka wawasan karyawan terhadap berbagai instrumen investasi seperti emas, reksa dana, saham, hingga properti. Ketika usaha sampingan mulai menghasilkan, keuntungan tersebut bisa dialihkan ke investasi produktif yang meningkatkan aset dan mempercepat pencapaian kebebasan finansial. ## Penutup Karyawan yang memiliki usaha sampingan punya potensi besar untuk mencapai kemerdekaan finansial lebih cepat. Namun tanpa pemahaman finansial yang memadai, potensi ini bisa terbuang sia-sia. Maka dari itu, pendidikan finansial bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan. Dengan bekal ilmu yang tepat, setiap rupiah dari hasil kerja keras bisa dioptimalkan untuk masa depan yang lebih aman dan sejahtera.
            25 Apr 2025
            Cara Cerdas Mengelola Uang Sejak Dini
            Mengelola uang bukan hanya soal orang dewasa atau mereka yang sudah bekerja. Justru, kebiasaan baik dalam mengatur keuangan sebaiknya dimulai sejak dini, bahkan saat masih duduk di bangku sekolah atau kuliah. Mengapa? Karena semakin cepat kamu belajar tentang keuangan, semakin siap kamu menghadapi kehidupan yang penuh tantangan di masa depan. Berikut beberapa cara cerdas untuk mengelola uang sejak dini yang bisa langsung kamu terapkan. ## 1. Pahami Perbedaan “Butuh” dan “Ingin” Langkah pertama dalam mengelola uang adalah membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Misalnya, makan siang adalah kebutuhan, tapi nongkrong di kafe mahal setiap hari adalah keinginan. Kalau kamu sudah bisa memilah dua hal ini, kamu akan lebih bijak dalam menggunakan uang saku atau penghasilanmu. ## 2. Biasakan Menyisihkan, Bukan Menyisakan Kebiasaan menabung tidak boleh dilakukan hanya ketika ada sisa uang. Justru, jadikan menabung sebagai prioritas pertama setiap kali kamu menerima uang saku, gaji, atau uang tambahan. Misalnya, dari Rp100.000 yang kamu terima, langsung sisihkan minimal 10-20% untuk ditabung sebelum kamu gunakan sisanya. ## 3. Gunakan Aplikasi Pencatat Keuangan Di era digital seperti sekarang, kamu bisa menggunakan aplikasi pencatat keuangan untuk memantau pemasukan dan pengeluaran. Ini membantumu melihat ke mana saja uangmu pergi setiap bulan. Dengan begitu, kamu bisa tahu pos pengeluaran mana yang bisa ditekan. ## 4. Buat Tujuan Keuangan Jangka Pendek dan Panjang Mengelola uang jadi lebih semangat kalau kamu punya tujuan. Misalnya, tujuan jangka pendek bisa berupa membeli gadget baru atau liburan. Sedangkan tujuan jangka panjang bisa berupa membeli kendaraan, biaya kuliah lanjutan, atau modal usaha. Dengan tujuan yang jelas, kamu jadi lebih disiplin dan termotivasi untuk menabung. ## 5. Hindari Gaya Hidup Konsumtif Jangan mudah tergoda ikut-ikutan tren yang sebenarnya tidak kamu butuhkan. Misalnya, beli barang hanya karena sedang viral atau karena teman juga beli. Ingat, gaya hidup konsumtif bisa menguras keuanganmu tanpa disadari. ## 6. Mulai Belajar Investasi Ringan Kalau kamu sudah cukup paham dengan menabung, coba naik level ke investasi. Mulailah dari yang risikonya rendah, seperti reksa dana pasar uang atau emas digital. Tapi ingat, pelajari dulu sebelum menaruh uang agar kamu nggak salah langkah. ## 7. Cari Penghasilan Tambahan Kalau memungkinkan, cobalah cari penghasilan tambahan lewat freelance, jualan online, atau menjadi afiliasi produk digital. Penghasilan tambahan bisa kamu alokasikan khusus untuk tabungan atau investasi masa depan. ## Kesimpulan Mengelola uang sejak dini bukan berarti kamu harus hidup serba kekurangan. Justru, kamu sedang membangun pondasi keuangan yang kuat untuk masa depanmu. Dengan belajar menabung, mengatur pengeluaran, dan mulai berinvestasi sejak muda, kamu akan terbiasa membuat keputusan finansial yang cerdas dan tidak mudah panik saat ada kebutuhan mendesak. Ingat, uang memang bukan segalanya. Tapi cara kamu mengelolanya akan menentukan seperti apa kualitas hidupmu kelak. Yuk, mulai jadi cerdas finansial dari sekarang!
            22 Apr 2025
            Ayo Gabung dan Nikmati Banyak Manfaat dari Aplikasi MDS Coop
            Dalam genggaman, semua manfaat bisa dirasakan dengan satu aplikasi saja.

            MDS COOPERATIVE

            • 150558
              support@mdscoop.id
            • Head Office :
              Kantor Taman E.3.3 A7, JL.DR. Ide Agung Anak Gde Agung, Mega Kuningan Timur, Jakarta, Indonesia.
            • Cabang :
              Jl. Pagesangan Baru III No.11, Jambangan, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

            LEBIH MUDAH PAKAI APLIKASI

            IKUTI KAMI

            © 2021-2024, Koperasi Jasa Mekar Digital Sejahtera (MDS COOP)