Kenapa Nabung Selalu Gagal? Ini 3 Kesalahan yang Harus Kamu Hindari

Diperbarui 25 Sep 2025
Salin Link

Banyak orang punya keinginan untuk rajin menabung, tapi kenyataannya saldo tabungan selalu saja habis di tengah jalan. Rasanya sulit sekali konsisten, padahal niat sudah kuat. Kalau kamu sering merasa begini, tenang, kamu tidak sendirian. Faktanya, ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan sehingga tabungan sulit berkembang. Yuk, kita bahas tiga kesalahan terbesar yang bikin nabung selalu gagal dan bagaimana cara menghindarinya.

1. Tidak Punya Tujuan yang Jelas

Salah satu kesalahan terbesar saat menabung adalah tidak menetapkan tujuan yang jelas. Banyak orang hanya berpikir, “Pokoknya aku harus nabung,” tanpa tahu untuk apa dan berapa targetnya. Akibatnya, motivasi cepat hilang dan tabungan jadi terpakai untuk hal-hal yang kurang penting. Coba tanyakan pada dirimu: apakah kamu menabung untuk dana darurat, beli rumah, liburan, atau sekadar punya cadangan keuangan? Dengan tujuan yang jelas, kamu akan lebih mudah menghitung jumlah yang perlu ditabung dan lebih semangat mencapainya. Misalnya, kalau targetmu liburan Rp5 juta dalam setahun, kamu bisa langsung membagi jumlahnya per bulan. Hasilnya? Tabungan terasa lebih terarah dan konsisten.

2. Tidak Memisahkan Rekening Tabungan dan Rekening Harian

Kesalahan kedua yang bikin tabungan gagal adalah mencampur rekening tabungan dengan rekening harian. Banyak orang menabung di rekening yang sama untuk gaji dan belanja. Akhirnya, uang tabungan ikut “terseret” saat dipakai belanja kebutuhan sehari-hari. Solusinya sederhana: buatlah rekening khusus untuk tabungan. Bahkan lebih baik lagi kalau kamu memilih tabungan yang sulit diakses, misalnya tanpa kartu ATM atau dengan fitur autodebet. Dengan begitu, kamu bisa menyisihkan uang di awal gajian, bukan menunggu sisa di akhir bulan. Prinsipnya, “menabung itu harus dipaksa,” bukan sekadar berharap ada sisa.

3. Gaya Hidup Lebih Besar daripada Pemasukan

Kesalahan ketiga ini paling sering terjadi, terutama di kalangan anak muda: lifestyle lebih tinggi daripada pemasukan. Godaan nongkrong, belanja online, gadget baru, atau traveling seringkali membuat rencana menabung berantakan. Kalau setiap gajian langsung habis untuk memenuhi gaya hidup, jangan harap tabungan bisa berkembang. Bukan berarti kamu tidak boleh menikmati hidup, tapi perlu ada batasan. Terapkan aturan sederhana, misalnya 50-30-20 rule: 50% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk gaya hidup, dan 20% wajib masuk tabungan atau investasi. Dengan cara ini, kamu tetap bisa menikmati hidup, tapi tabungan juga berjalan.

Penutup

Nabung sebenarnya bukan hal yang sulit, asal kamu bisa menghindari tiga kesalahan besar ini: tidak punya tujuan jelas, mencampur rekening harian dengan tabungan, dan gaya hidup yang lebih besar dari pemasukan. Ingat, menabung bukan tentang jumlah besar di awal, tapi soal konsistensi. Mulailah dari hal kecil, misalnya Rp20 ribu sehari atau Rp500 ribu per bulan. Lama-lama, jumlahnya akan terasa signifikan. Jangan tunggu nanti, karena menabung itu paling efektif kalau dimulai sekarang. Kalau masih bingung cara memulainya, kamu bisa coba simpanan di koperasi digital seperti MDS Coop, yang membantu anggotanya menabung secara otomatis dan disiplin. Dengan sistem ini, kamu tidak perlu khawatir tabungan ikut terpakai untuk belanja harian.Jadi, apakah kamu siap berhenti mengulangi kesalahan lama dan mulai menabung dengan cara yang lebih cerdas?

Bacaan Lain